
Jakarta –
Dolar Amerika Serikat (AS) selalu menguat dan menggencet rupiah. Bahkan, dolar AS tembus ke level Rp 16.000.
Dilansir dari data RTI, dolar AS sudah menguat hingga 0,37% atau naik hingga 59 poin di level Rp 16.054. Mata duit negeri Paman Sam tercatat tembus di level Rp 16.000 sejak pembukaan jual beli Senin kemarin.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto buka bunyi soal hal ini. Menurutnya, pemerintah masih mengawasi lebih lanjut soal pergerakan liar nilai tukar. Menurutnya, tidak cukup sehari beberapa hari buat mengambil kesimpulan ada kasus pada sektor keuangan.
“Kita lihat. Kita nggak dapat lihat sehari saja. Kayak stock market nggak bisa dilihat cuman sehari,” sebut Airlangga di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta, Selasa (17/12/2024).
Ketika ditanya soal penyebabnya pun, Airlangga cuma bilang pemerintah masih perlu memantaunya. “Nanti kami lihat,” sebutnya.
Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan dolar AS menguat kepada sebagian besar mata duit global di tengah ekspektasi penurunan suku bunga dari dua bank sentral global.
“Didorong oleh data PPI (producer price index),kekhawatiran pemulihan ekonomi China dan proyeksi perilaku kebijakan moneter yang dovish dari bank-bank sentral global,” kata Josua.
Sementara itu, menurut analis dari NH Korindo Research, nilai tukar dolar AS diprediksi akan bertahan di level Rp 15.900-16.000.
Namun, ada kesempatan penguatan rupiah ke arah 15.600-15.500 di tamat tahun ini menurut rencana pemangkasan Fed Fund Rate atau suku bunga Bank Sentral AS Federal Reserve pada pertemuan Dewan Gubernur The Fed pada 17-18 Desember mendatang.
Simak Video: Dolar AS Tembus Rp 16.400, Ekonom: Jangan Panik