April 20, 2025
BeritaEkonomiBisnis

Bos Ojk Lapor Ekonomi Global Masih Loyo, Ri Tetap Stabil

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar /Foto: Dok. Screencshot

Jakarta

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar melaporkan, sampai Desember 2024 sektor jasa keuangan tersadar stabil di tengah dinamika perekonomian global dan domestik. Hal ini menurut pada hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK Desember 2024.

Mahendra mengatakan, perekonomian global di sekarang ini menyampaikan pemulihan terbatas dengan rilis data secara secara lazim dikuasai menyampaikan negara-negara berada di bawah ekspektasi. Namun demikian, inflasi masih cukup persisten.

“Hal ini mendorong posisi dari bank-bank sentral global untuk lebih netral ke depan,” kata Mahendra dalam Konferensi Pers RDK Bulanan (RDKB) Desember 2024, lewat siaran telekonferensi, Selasa (7/1/2025).

Baca juga: OJK Kasih Restu Pegadaian Kaprikornus Bank Emas

Meski secara lazim dikuasai bank sentral sudah menurunkan suku bunga kebijakan dalam dua bulan terakhir ini, Mahendra mengatakan, di Amerika Serikat (AS) perekonomian dan data ketenagakerjaan berkembang solid dengan inflasi yang masih condong tinggi.

The Fed memangkas suku bunga pola pada konferensi Federal Open Market Committee (FOMC) Desember lalu. Namun di segi lain, menurutnya, ada sinyal high for longer dengan pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) 2025 yang cuma sebesar 50 basis point (bps). Angka ini cukup rendah dibandingkan sebelumnya, pemangkasan 75 bps dan juga ekspektasi pasar antara 75-100 bps.

Selain itu, pasar juga terus mencermati kebijakan dari Presiden AS terpilih Donald Trump yang turut menghipnotis peningkatan volatilitas pasar keuangan. Di China, pemulihan segi pasokan mulai terlihat, kendati belum ada sinyal perbaikan di segi permintaan.

“Data Consumer Price Index (CPI), terus menyampaikan disinflasi dan ekspor yang terkontraksi. Sementara di segi lain, PMI Manufaktur tercatat di zona ekspansi,” ujarnya.

Dari segi domestik, Mahendra melaporkan, kinerja perekonomian Indonesia tersadar stabil. Tingkat inflasi atau headline CPI menyampaikan 1,55% year-on-year (YoY) dengan inflasi inti naik menjadi 2,26%. Surplus tenaga jual beli juga terus berlanjut dan PMI Manufaktur terus membaik.

“Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut, maka OJK yang terus mencermati kemajuan terkini meminta forum jasa keuangan biar terus memonitor faktor-faktor risiko tersebut secara terstruktur dalam rangka mengukur kesanggupan OJK untuk menyerap potensi risiko yang terjadi,” lanjutnya.

Baca juga: Pengawasan Kripto Bakal Beralih dari Bappebti ke OJK, Ini Bocorannya

Di samping itu, dalam upaya mendorong penegakan integritas dan mengurangi risiko kerugian industri jasa keuangan, terutamanya jawaban fraud, OJK sudah mempublikasikan POJK No.28 tahun 2024 tentang pengelolaan pemberitahuan rekam jejak pelaku lewat metode pemberitahuan pelaku di sektor jasa keuangan (POJK Si Pelaku).

POJK ini mengendalikan pemanfaatan dan manajemen pelaku serta menampung data dan pemberitahuan rekam jejak pelaku fraud di SJK. OJK juga sudah mendesain Integrated Reporting Architecture selaku inisiatif strategis yang berencana mempersempit proses pelaporan, mengembangkan transparansi, dan memperkuat kepatuhan regulasi.

OJK juga menyusun Arsitektur Pengawasan Terintegrasi 2025-2028 dalam rangka penguatan pelaksanaan pengawasan terintegrasi pada sektor jasa keuangan sebagaimana dipertegas dalam Undang-Undang P2SK.

Simak juga Video ‘Prabowo soal Ekonomi RI Tumbuh Pesat: Sebagian Rakyat Masih Miskin’:

[Gambas:Video 20detik]

ojkekonomi global

Leave feedback about this

  • Quality
  • Price
  • Service

PROS

+
Add Field

CONS

+
Add Field
Choose Image
Choose Video